HOME
Rempeyek, Renyah dan Gurih :
Tak lengkap rasanya jika menyantap nasi pecel, gado-gado, atau soto tanpa ditemani rempeyek atau peyek. Teksturnya renyah dan kering, didominasi rasa asin yang gurih. Dengan tambahan rempeyek, makan jadi lebih sedap dan nikmat.
Rempeyek adalah sejenis makanan dari kelompok gorengan yang bisa disajikan dan dinikmati dengan beraneka hidangan. Bisa dinikmati langsung sebagai camilan, teman makan nasi, atau disajikan sebagai pelengkap makanan lainnya.
Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung terigu yang dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang putih), dan diberi bahan pengisi yang khas. Peran tepung di sini adalah sebagai pengikat untuk isian rempeyek. Untuk isian rempek, ada banyak pilihan, tergantung ketersediaan bahan dan selera pembuatnya. Biasanya biji kacang tanah atau kedelai. Selain itu peyek bisa diisi bahan pangan hewani seperti ikan teri, ebi, udang kecil, jingking, hingga laron. Saat ini orang juga membuat rempeyek dari daun bayam.
Konon, rempeyek telah ada sejak masa Kesultanan Mataram sekitar abad ke-16. Namun masih perlu kajian mendalam, mengingat sumber sejarah yang terbatas. “Rempeyek Yogyakarta merupakan kudapan berusia tua yang sejak dulu ada,” tulis Murdijati Gardjito dkk dalam Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Di Yogyakarta, masyarakat mengenal banyak jenis rempeyek: rempeyek kacang, rempeyek kedelai, rempeyek teri, rempeyek jingking, rempeyek udang, rempeyek laron, hingga rempeyek gereh pethek. Ukurannya pun beragam, mulai dari seukuran genggaman tangan, hingga sebesar ban motor kecil.
“Tampilan rempeyek ini ada yang kecoklatan namun ada yang putih permukaannya. Semuanya memberikan sensasi gurih dan kemripik, renyah,” jelas Gardjito.
Bukan sekadar makanan pelengkap, rempeyek juga memiliki filosofi yang dipercaya masyarakat. Misalnya rempeyek teri, imbuh Gardjito, cocok menjadi teman makan sayur lodeh. Maknanya adalah sebagai simbol kebersamaan bagi orang Jawa. Rempeyek gereh pethek juga tidak bisa dilepaskan dari acara selamatan. “Jenis rempeyek ini adalah perlambangan dari gotong royong dan persatuan,” tulis Gardjito.
Sejak dulu, rempeyek juga merupakan bagian dari sajian dalam upacara adat di Jawa yang berkaitan dengan daur hidup manusia. Upacara ini merupakan wujud penghayatan manusia terhadap tiga fase penting kehidupannya: kelahiran, perkawinan, dan kematian. Misalnya, sajian dalam upacara mitoni (selamatan saat bayi berumur tujuh bulan dalam kandungan), upacara brokohan atau barokahan setelah si jabang bayi lahir, khitanan, upacara pernikahan, hingga kenduri pada upacara kematian.
Dan Rempeyek yang kami buat adalah Rempeyek Kacang Tanah. Serta memiliki manfaat yang cukup banyak misalnya :
- Membantu dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan sel-sel organ/tubuh
- Manfaat dari tingginya kandungan protein yaitu menguatkan otot
- Memperkuat ingatan, mencegah kanker, mencegah penuaan dini dan lainnya
Bahan dan Cara Membuat Rempeyek Kacang Tanah :
Bahan-Bahan :
- ½ kg tepung beras
- ¼ kg tepung tapioka
- ¼ kg kacang tanah
- 5 lbr daun jeruk
- Kaldu ayam bubuk secukupnya
- Garam secukupnya
- 2 butir kemiri
- ½ sdt ketumbar bubuk
Cara Membuat :
- Belah kacang tanah menjadi 2 bagian.
- Iris lembut daun jeruk.
- Haluskan kemiri dengan cara ditumbuk atau diparut.
- Campurkan semua bahan menjadi satu. Tuangkan air secukupnya. Pastikan adonan tidak terlalu kental atau terlalu encer.
- Panaskan minyak dengan api sedang. Lalu, ambil 1 sendok sayur, tuangkan adonan di pinggiran wajan. Siram-siram dengan minyak panas, hingga terlepas dari pinggiran wajan.
- Goreng hingga berwarna kuning kecokelatan. Lakukan hal yang sama pada adonan yang masih tersisa.
- Simpan rempeyek pada toples dan tutup rapat. Rempeyek siap disajikan.
Komentar
Posting Komentar